Jumat, 12 Agustus 2011

30 Kesempurnaan Dalam Puasa Ramadhan

1. Makanlah sahur, sehingga
membantu kekuatan
fisikmu selama berpuasa;
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda :
"Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam
sahur itu terdapat berkah.
" HR.'Al-Bukhari dan
Muslim) 2. "Bantulah (kekuatan
fisikmu) untuk berpuasa
di siang hari dengan
makan sahur, dan untuk
shalat malam dengan tidur
siang " (HR. Ibnu Khuzaimah dalam
Shahihnya) 3. Akan lebih utama jika
makan sahur itu
diakhirkan waktunya,
sehingga mengurangi rasa
lapar dan haus. Hanya saja
harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah
berhenti dari makan dan
minum beberapa menit
sebelum terbit fajar, agar
Anda tidak ragu-ragu. 4. Segeralah berbuka jika
matahari benar-benar
telah tenggelam.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam
bersabda : 5. "Manusia senantiasa dalam
kebaikan, selama mereka
menyegerakan berbuka
dan mengakhirkan sahur .
" (HR. Al-Bukhari, I\luslim
dan At-Tirmidz) 6. Usahakan mandi dari
hadats besar sebelum
terbit fajar, agar bisa
melakukan ibadah dalam
keadaan suci. 7. Manfaatkan bulan
Ramadhan dengan sesuatu
yang terbaik yang pernah
diturunkan didalamnya,
yakni membaca Al-
Qur'anul Karim. Sesungguhnya Jibril
'alaihis salam pada setiap
malam di bulan Ramadhan
selalu menemui Nabi
shallallahu 'alaihi
wasallam untuk membacakan Al-Qur'an
baginya. (HR. AL-Bukhari
dan Muslim dari Ibnu
Abbas radhiallahu
'anhu).Dan pada diri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada
teladan yang baik bagi
kita. 8. Jagalah lisanmu dari
berdusta, menggunjing,
mengadu domba,
mengolok-olok serta
perkataan mengada-ada.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 9. "Barangsiapa tidak
meninggalkan pevkataan
dan perbuatan dusta maka
Allah tidak butuh
terhadap puasanya dari
makan dan minum." (HR. Al-Bukhari) 10. Hendaknya puasa tidak
membuatmu keluar dari
kebiasaan. Misalnya cepat
marah dan emosi hanya
karena sebab sepele,
dengan dalih bahwa engkau sedang puasa.
Sebaliknya, mestinya
puasa membuat jiwamu
tenang, tidak emosional.
Dan jika Anda diuji dengan
seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda
hadapi dia dengan
perbuatan serupa.
Nasihati dan tolaklah
dengan cara yang lebih
baik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 11. "Puasa adalah perisai, bila
suatu hari seseorang dari
kama beupuasa,
hendaknya ia tidak
berkata buruk dan
berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau
mencacinya, hendaknya ia
berkata 'Sesungguhnya
aku sedang puasa" (HR. Al-
Bukhari, Muslim dan para
penulis kitab Sunan) 12. Harus lebih sabar, syukur,
dan ihklas 13. Ucapan itu
dimaksudkanagar ia
menahan diri dan tidak
melayani orang yang
mengumpatnya Di
samping, juga mengingatkan agar ia
menolak melakukan
penghinaan dan caci-maki. 14. Hendaknya Anda selesai
dari puasa dengan
membawa taqwa kepada
Allah, takut dan
bersyukur pada-Nya, serta
senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil
yang baik itu hendaknya
mengiringi Anda
sepanjang tahun. Dan
buah paling utama dari
puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : "Agar
kamu bertaqwa. "(Al-
Baqarah: 183) 15. Jagalah dirimu dari
berbagai syahwat
(keinginan), bahkan
meskipun halal bagimu.
Hal itu agar tujuan puasa
tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir
bin Abdillah radhiallahu
'anhu berkata : "Jika
kamu berpuasa,
hendaknya berpuasa pula
pendengaranmu, penglihatanmu dan
lisanmu dari dusta dan
dosa-dosa, tinggalkan
menyakiti tetangga, dan
hendaknya kamu
senantiasa bersikap tenang pada hari kama
beupuasa jangan pula
kamu jadikan hari
berbukamu sama dengan
hari kamu berpuasa." 16. Hendaknya makananmu
dari yang halal. Jika kamu
menahan diri dari yang
haram pada selain bulan
Ramadhan maka pada
bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada
gunanya engkau berpuasa
dari yang halal, tetapi
kamu berbuka dengan
yang haram. 17. Perbanyaklah bersedekah
dan berbuat kebajikan.
Dan hendaknya kamu lebih
baik dan lebih banyak
berbuat kebajikan kepada
keluargamu dibanding pada selain bulan
Ramadhan. Rasulullah
shallallahu 'alaihi
wasallam adalah orang
yang paring dermawan,
dan beliau lebih dermawan ketika bulan
Ramadhan. 18. Ucapkanlah bismillah
ketika kamu berbuka
seraya berdo'a :"Ya Allah,
karena-Mu aku berpuasa,
dan atas rezki-Mu aku
berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku,
sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui "(44) (Lihat
Mulhaq (bonus) Majalah Al
WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390
H.hlm.38-40.) 19. Memperbanyak
melakukan berbagai
macam ibadah.
Jibril'alaihis salam
senantiasa membacakan
Al-Qur'anul Karim untuk beliau pada bulan
Ramadhan; beliau juga
memperbanyak sedekah,
kebajikan, membaca Al-
Qur'anul Karim, shalat,
dzikir, i'tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan
beberapa macam ibadah
pada bulan Ramadhan, hal
yang tidak beliau lakukan
pada bulan-bulan lain. 20. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menyegerakan
berbuka dan
menganjurkan demikian,
beliau makan sahur dan
mengakhirkannya, serta menganjurkan dan
memberi semangat orang
lain untuk melakukan hal
yang sama. Beliau
menghimbau agar
berbuka dengan kurma, jika tidak
mendapatkannya maka
dengan air. 21. Nabi'shallallahu 'alaihi
wasallam melarang orang
yang berpuasa dari ucapan
keji dan caci-maki.
Sebaliknya beliau
memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang
yang mencacinya,
"Sesungguhnya aku
sedang puasa." 22. Jika beliau melakukan
perjalanan di bulan
Ramadhan, terkadang
beliau meneruskan
puasanya dan terkadang
pula berbuka. Dan membiarkan para
sahabatnya memilih
antara berbuka atau puasa
ketika dalam perjalanan.
Beliau shallallahu 'alaihi
wasallam pernah mendapatkan fajar dalam
keadaan junub sehabis
menggauli isterinya maka
beliau segera mandi
setelah terbit fajar dan
tetap berpuasa. 23. Termasuk petunjuk Nabi
shallallahu 'alaihi
wasallam adalah
membebaskan dari qadha'
puasa bagi orang yang
makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya
Allahlah yang
memberinya makan dan
minum. 24. Dan dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa beliau
bersiwak dalam keadaan
puasa. Imam Ahmad
meriwayatkan
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menuangkan air
di atas kepalanya dalam
keadaan puasa. Beliau juga
melakukan istinsyaq
(menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur
dalam keadaan puasa.
Tetapi beliau melarang
orang berpuasa
melakukan istinsyaq
secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma'ad fi Hadyi
Khairil 'Ibaad, I/320-338 ) 25. Puasa yang disyari'atkan
adalah puasanya anggota
badan dari dosa-dosa, dan
puasanya perut dari
makan dan mimum.
Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan
merusak puasa, demikian
pula halnya dengan dosa-
dosa, ia memangkas
pahala puasa dan merusak
buahnya, sehingga memposisikannya pada
kedudukan orang yang
tidak berpuasa. 26. Karena itu, orang yang
benar-benar berpuasa
adalah orang yang puasa
segenap anggota
badannya dari melakukan
dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta,
kekejian dan mengada-
ada; perutnya berpuasa
dari makan dan minum;
kemaluannya berpuasa
dari bersenggama. 27. Bila berbicara, ia tidak
berbicara dengan sesuatu
yang menodai puasanya,
bila melakukan suatu
pekerjaan ia tidak
melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan
yang keluar darinya selalu
bermanfaat dan baik,
demikian pula dengan
amal perbuatannya. Ia
laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh
orang yang bergaul
dengan pembawa minyak
tersebut. Itulah metafor
(perumpamaan) bergaul
dengan orang yang berpuasa, ia akan
mengambil manfaat dari
bergaul dengannya, aman
dari kepalsuan, dusta,
kejahatan dan
kezhaliman. 28. Dalam hadits riwayat
Imam Ahmad disebutkan :
"Dan sesungguhnya ban
(mulut) orang puasa itu
lebih harum di sisi AIlah
daripada aroma minyak kesturi. "(HR. At-Tirmidzi
dan ia berkata, hadits
hasan shahih gharib). 29. Inilah puasa yang
disyari'atkan. Tidak
sekedar nahan diri dari
makan dan minum. Dalam
sebuah menahan diri dari
makan dan minum". Dalam hadits shahih disebutkan :
"Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan
dan perbuatan dusta serta
kedunguan maka Allah
tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan
minum .(HR. Al-Bukhari,
Ahmad dan lainnya) 30. Dalam hadits lain
dikatakan : Betapa banyak
orang puasa, bagian dari
puasanya (hanya) lapar
dan dahaga. " (HR. Ahmad,
hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits
ini.)

sumber http://
korananakindonesia.wordpress.com/2010/08/09/30-
kesempurnaan-dalam-puasa-
ramdhan/

Kamis, 11 Agustus 2011

Tradisi Kolak Ayam Gumeno di Malam 23 Ramadan (3 - Habis)

Berkah Tahunan bagi Tukang
Parkir dan Ojek Berdasarkan
perhitungan warga Gumeno , tradisi kolak ayam di malam 23 Ramadan, sudah
diselenggarakan untuk ke-550
kalinya tahun ini. Sejauh ini
antusiasme warga setempat
untuk terus melaksanakan
masih besar. Bahkan mereka terkesan bangga dengan
tradisi yang akhirnya menjadi
ciri khas desa mereka. Jika
mengacu pada risalah yang
dibuat Haji Mochtar, dimana Masjid Gumeno dibangun
tahun 1451 Masehi, maka tradisi kolak ayam akan
menjadi ke-550 kali. Pasalnya
tradisi ini tidak pernah
terlewat sekalipun sejak
pertama dilakukan.
Antusiasme penduduk setempat menyambut acara
ini cukup membanggakan.
Sebagian besar warga desa
tahu desanya populer di
daerah lain berkat acara Kolak
Ayam ini. Dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi
mereka. Salah seorang warga,
Muhammad Qhudori, yang
sudah berusia 64 tahun,
memaparkan setiap tahun,
saat acara tersebut digelar, ratusan bahkan ribuan tamu
dari luar daerah, mendatangi
Gumeno. Tujuannya cuma
satu, ikut merasakan kolak
ayam pada malam ke-23
Ramadan. "Kalau saya sendiri sudah biasa merasakan kolak
ayam itu. Tapi memang
banyak tetangga yang
menyatakan bahwa setelah
makan kolak ayam ada
perasaan lain, rasa tenteram dan tubuh menjadi sehat."
Penduduk Gumeno yang lain,
Ny. Muhammad, mengaku
bangga kalau saat perayaan
kolak ayam. Sebab desa akan
semarak karena kehadiran banyak tamu, yang tidak
jarang para pejabat dari
Bupati hingga pejabat penting
lainnya. Lain lagi penuturan
Muhammad Matari, 40 tahun,
pengurus Masjid Jami' Sunan Dalem (bukan Masjid Jami'
Gumeno, seperti kemarin).
Bahwa kolak ayam kalau
dimakan di masjid rasanya
lain, demikian pula
khasiatnya. Hal ini sangat dipercaya warga. Dalam
perkembangannya kolak
ayam memang telah menjadi
tradisi masyarakat Gumeno
secara keseluruhan. Karena
pengunjung acara ini selalu membludak dan biasanya para
tamu adalah saudara ataupun
teman penduduk setempat,
maka hampir setiap rumah
pada tradisi malam ke-23 juga
ikutan masak kolak ayam. Bagi yang tidak kebagian di
masjid atau memang sungkan
datang ke masjid, mereka
mengkonsumsi kolak ayam di
rumah. Kalau perayaan itu
tiba, salah satu yang ikut panen rejeki adalah para
pemuda. Mereka
mengusahakan parkir yang
uangnya nanti diperuntukan
kas Karang Taruna maupun
masjid. Demikian juga dengan tukang ojek. Jarang antara
jalan besar ke Desa Gumeno sekitar 2 km , akan lebih efisien jika ditempuh dengan
ojek bagi yang tidak
membawa kendaraan pribadi.
"Biasanya pengunjung
mencapai ribuan orang mas..
ya kita panen penumpang kalau mujur, sekali angkut
Rp. 1.500,-" aku salah seorang
yang mangkal di ujung desa.
Sementara itu Bupati Gresik,
Robbach Ma'sum menanggapi
tradisi kolak ayam ini sebagai suatu aset wisata yang
potensial bagi Gresik. "Tradisi
Kolak Ayam ini suatu ketika
bisa diangkat sebagai menu
masakan khas Gresik.
Sedangkan kalau dikembangkan menjadi aset
wisata budaya bisa tapi masih
perlu pembenahan lebih
lanjut." ujar Bupati didampingi
Kabag Humas Didik H. Sujoko,
SH. Sumber : www.jawapos.co.id tanggal
28 Nopember 2001.

SUMBER: http://www.jatimmall.com/kab/
index_kab.html?xpmd=25

Tradisi Kolak Ayam Gumeno di Malam 23 Ramadan (2)

Petunjuk Memasaknya
Diperoleh Lewat Mimpi. Kolak ayam Gumeno, yang menjadi tradisi malam 23 Ramadan
memang khas. Selain bentuk
sebenarnya adalah sayur, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi untuk memasak
kolak tersebut. Pembuatan Kolak Ayam itu sendiri berasal dari mimpi . Menurut H. Mochtar yang
sudah menerbitkan risalah
kecil atas sejarah pembuatan
kolak ayam atau Sanggring,
ritual tersebut bermula sakitnya Sunan Dalem, Putra
Sunan Giri, sesudah
membangun Masjid di Desa
Qumma. Berbagai upaya
pengobatan dilakukan, akan
tetapi tidak membuahkan hasil. Kesehatan beliau
semakin memburuk. Hingga suatu malam mendapatkan
mimpi agar membuat
masakan kolak ayam
Syaratnya ayam yang akan
dimasak harus ayam jago yang masih berumur sekitar 1 tahun atau jago lancur. Keunikan lainnya, yang
memasak harus kaum laki- laki . Menu kolak ayam kemudian dijadikan sajian
buka puasa, dipadu dengan
ketan ataupun nasi. Ajaib setelah makan kolak ayam,
sakit Sunan Dalem sembuh.
Sehingga untuk
mengenangnya setiap tahun
menjadi ritual wajib
penduduk setempat. Dalam versi lain, cerita masuknya
Sunan Dalem ke Desa Qumma
dan membangun sebuah
masjid sekaligus sebagai
petanda keberhasilan Sunan
Dalem mempersatukan kekuasaan ulama yang selama
ini memerintah di Giri dengan
kekuasaan pemerintahan
Gresik. Dalam Catatab De Graaf
dan Pigeaud, dibangunnya
masjid itu pada tahun 1539 Masehi. Titik tolak
pemerintahan Sunan Dalem
saat beliau berhasil
mengalahkan Raja Sengguruh
yang sempat menduduki Giri
Kedaton. Kembali pada penuturan H. Mochtar Asj'ari
dalam risalah kecilnya, masjid
yang dibangun Sunan Dalem
tersebut dalam
perkembangannya kelak
bernama Masjid Jami' Gumeno. Ada perbedaan tahun
dibuatnya masjid ini versi De
Graaf dan Pigeaud yang
dikutib buku "Kota Gresik
Sebuah Perspektif Sejarah dan
Hari Jadi" dengan versi H. Mochtar yang menyatakan
bahwa masjid tersebut dibuat
tahun 1451 Masehi. Hingga kini
sisa peninggalan masjid
pertama masih tetap lestari.
Diantaranya mimbar untuk kutbah khotib, bedug, tangga
dari kayu yang dulu
digunakan bilal naik ke
menara sewaktu
mengumandangkan Adzan,
dan Menur atau kubah masjid yang dibuat dari tanah liat
serta sebuah telaga yang
digunakan mandi dan wudhlu,
letaknya persis di depan
Masjid Jami'. Sudah satu tahun
lebih masjid tersebut kini sedang dalam taraf
pembangunan kembali.
Rencananya akan dibuat 2
lantai, tetapi menur
peninggalan Sunan Dalem
rencananya tetap akan dilestarikan untuk diletakkan
di kubah baru nantinya.
Keunikan lain peninggalan
Sunan Dalem, telaga yang kini
sudah dibuat permanen
dengan beton sekelilingnya tidak pernah kering.
(bersambung)

Sumber : www.jawapos.co.id tgl. 27
Nopember 2001

Tradisi Kolak Ayam Gumeno di Malam 23 Ramadan (1 -bersambung)

Berawal dari Sakitnya Sunan Dalem, Putra Ke-2 Sunan
Giri Tradisi atau ritual yang berkaitan dengan penyebaran
agama Islam di Gresik cukup
banyak. Sebagai kota yang
bergelar sebagai kota santri
dan kota wali, wajar kiranya
kalau ritual-ritual itu hingga kini tetap lestari. Salah
satunya adalah penyajian kolak ayam di desa Gumeno setiap malam 23 bulan Ramadan. Desa Gumeno, Kecamatan Manyar adalah potret desa khas petani
Tambak. Meski masuk sekitar
dua kilometer dari jalur utama
Pantura, kemakmuran
Gumeno sudah terlihat mulai
awal memasuki jalannya. Jalan permanen terbuat dari
beton selebar lebih kurang 3.5
meter terhampar hingga pintu
gerbang desa yang artistik.
Memasuki perkampungannya
akan menjumpai rumah- rumah permanen dengan
lapisan keramik dengan
warna-warna ramai, khas
selera warga pesisir. Semua
jalan dan gang di dalam
perkampungan telah dibeton permanen. Sebagian lelaki
dewasa banyak yang
merantau mencari penghasilan
di berbagai bidang. Yang
paling banyak menjadi pelaut. Desa Gumeno pada
awalnya bernama Desa Qumna yang berarti Golonganku. Nama tersebut pemberian dari Sunan Dalem, putra ke-2 Sunan
Giri sebagai tokoh dan cikal bakal desa tersebut. Setelah
melewati fase metamorfosis
verbal dalam kurun waktu
lama, kemudian lebih populer dengan sebutan Gumeno. Desa yang sekarang cukup padat ini menyimpan
tradisi klasik seputar
pernyebaran agama Islam di
Gresik, khususnya di daerah
tersebut. Tradisi tersebut
hingga kini tetap lestari dan dilakukan penduduk
setempat dari tahun ke tahun.
Salah satunya upacara khas
sajian kolak ayam menjadi
tradisi rutin setiap malam
ke-23 Puasa Ramadhan. Menjadi aneh dan unik
pasalnya selama ini masakan
yang bernama kolak identik
dengan menu sela sebelum
memasuki menu utama. Kolak
identik dengan minuman manis bersantan, berisi aneka
buah seperti pisang, kolang-
kaling, waluh, ataupun ketela.
Tetapi yang namanya kolak
ayam khas Gumeno memang
lain dari yang lain. Meski tetap menyisakan identitas kolak,
sebagai masakan yang manis,
cara makan dan penyajiannya
berbeda. Kolak ayam lebih
berfungsi sebagai sayuran
pelengkap makan besar. Kolak ayam akan dipadu
dengan ketan untuk
melahapnya. Sementara
bumbu-bumbunya lebih
banyak rempah-rempah
antara lain, jinten, tumbar, sereh, dan pelengkap lainnya.
Kenapa tradisi yang sederhana
itu bisa lestari hingga kini.
Bahkan dari tahun ketahun
pengunjung acara itu dari luar
desa dan daerah lain semakin banyak? Menurut H Mochtar,
tokoh masyarakat dan ulama
Gumeno yang paling
memahami sejarah ritual acara
tersebut, banyak manfaat
yang tidak kasatmata yang dipercaya menjadi daya tarik
acara penyajian kolak ayam
ini. Bagaimaan sejarah dan asal
muasal tradisi kolak ayam ini,
menurut Mochtar Asj\'ari,
semua perawal dari ketokohan putra kedua Sunan
Giri yang berjuluk Sunan
Dalem, pemberi nama desa
Gumeno. Semua berawal dari
sakitnya Sunan Dalem seusai
membangun sebuah Masjid di desa tersebut. Karena sudah
berbagai upaya pengobatan
dilakukan tetapi tidak
membawa hasil, maka sunan
dalem memerintahkan kepada
penduduk setempat untuk berkumpul dan
memerintahkan memasak
kolak ayam tersebut. Uniknya
Sunan Dalem memerintahkan
yang memasak para
penduduk pria saja. Setelah memakan kolak ayam
bikinan warga, ajaib sakit Sunan Dalem langsung
sembuh . (*)

sumber : www.jawapos.co.id
(26/11/2001)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Whirling Dervishes


Putaran tubuh adalah tiruan alam raya, seperti planet-planet yang berputar
Diriwayatkan oleh Sulthan Awliya Quthubul Ghawts Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Qubrusi An Naqshabandi Al Haqqani yang diwakili oleh Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani An Naqshbandi Al Haqqani Ar Rabbani. Pada suatu hari saat Sayyidina Rasulullah SAW khobah Jum'at, datanglah seorang Baduy Arab seraya bertanya kepada Sayyidina Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah SAW, kapankah kiamat itu datang?”. Sayyidina Rasulullah SAW tidak menjawab, Beliau hanya diam. Baduy Arab itu terus bertanya sampai 3 kali hingga Sayyidina Jibril a.s datang menghadap Sayyidina Rasulullah SAW dan berkata, “Tanyakanlah padanya apakah bekal yang dia bawa untuk menyambut hari kiamat itu?”. Lalu Sayyidina Rasulullah SAW menyampaikannya dan orang Baduy Arab itu menjawab, “Bukankah aku memiliki Cinta kepadaMu Ya Rasulullah SAW.” Dan Sayyidina Rasulullah berkata, “Cukuplah itu membuatmu berdekatan dengan orang yang kau cintai seperti dua jari yang berdekatan.” Dan seketika itu juga orang Baduy Arab itu pergi tanpa mengikuti sholat jum'at.

Shaykh Hisham Kabbani memperlihatkan bagaimana Sayyidina Abu Bakar Shiddiq Whirling
Saat mendengar percakapan itu, Sayyidina Abu Bakar Shiddiq RA(1) yang selama ini risau akan pertanyaan yang sama, bertanya kepada Sayyidina Rasulullah SAW, “Ya Sayyidina Rasulullah SAW, apakah cukup hanya dengan Cinta?”. Kemudian Sayyidina Rasulullah SAW menjawab, “Syarat yang utama adalah Cinta!”. Mendengar jawaban itu, hati Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra sangat gembira, begitu bahagia hingga ia mulai berputar dengan jubahnya. Gerakan memutar inilah yang kemudian dikembangkan oleh Mawlana Jalaluddin Rumi menjadi Whirling Dervishes.
Lalu tarian ini kembali muncul beberapa abad setelahnya, yang dilakukan oleh Mawlana Jalaluddin Rumi, seorang sufi yang juga merasakan cinta yang hampir sama kepada gurunya Mawlana Syamsuddin At-tibrizi, atau Syams-i-Tabriz. kemudian tarian ini terus dikembangkan oleh Thariqat Mawlawiyah atau Mevlevi, yang kemudian menjadi seni yang dipetontonkan keseluruh dunia.
Walaupun tarian ini mempunyai makna yang dalam dan esensi spiritual yang tinggi, namun dewasa ini, tarian ini pun sudah kehilangan maknanya, hanya menjadi penghias mata belaka. Tetapi karena sejarah dari tarian ini tidak sembarangan, maka akan selalu indah untuk dilihat. Oleh karena itu kami ingin mencoba menyingkap rahasia dan hakikat yang sebenarnya dari tarian ini.
Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian. Dibuktikan dengan dari sekian banyaknya tradisi dan ajaran-ajaran –yang saat ini sudah mulai dilupakan dan ditinggalkan– salah satunya adalah tarian whirling dervish, tarian yang dilakukan Atas nama Cinta, Dengan Cinta dan Untuk membawa Cinta.
Tarian Whirling Dervish dapat menarik siapa saja baik yang beragama islam atau yang tidak beragama islam. Karena Tarian ini memiliki keindahan putarannya yang dapat menyentuh kalbu lewat sentuhan spiritual yang tersirat di dalamnya. Di zaman sekarang, dimana islam sudah dianggap agama teroris, dan tidak lagi dipercaya sebagai agama pembawa kedamaian yang dibawa oleh Sayyidina Rasulullah Muhammad SAW. Penyelewengan ini memicu kami untuk menyingkap Hakekat dari agama yang penuh dengan Cinta Kasih ini, lewat berbagai jalan yang mampu membawa kedamaian dalam hati setiap manusia. Seperti islam yang tidak menyebar lewat satu jalan, namun banyak jalan, demikian pula dengan seni yang mengatasnamakan Cinta Illahi.
Nama tarian itu adalah Mevlevi Sema Ceremony atau lebih akrab disebut Sema (dalam bahasa Arab berarti “mendengar”, atau jika diterapkan dalam definisi lebih luas adalah bergerak dalam suka cita sambil mendengarkan nada-nada musik sembari berputar-putar sesuai dengan arah putaran alam semesta). Di Barat, tarian ini lebih dikenal sebagai “Whirling Dervishes” atau para Darwis yang berputar, dan digolongkan sebagai divine dance .
Mevlevi Sema Ceremony juga telah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai salah satu karya agung dalam tradisi lisan yang tak ternilai harganya. Rumi dan Whirling Dervishes: Adalah satu tarikan nafas , seperti halnya Rumi dan puisi-puisinya. Goethe menyebut Rumi sebagai The greatest mystic poet of the world.

Naqshbandi Haqqani Rabbani Whirling Dervishes
Tentang ketokohan Rumi , rasanya tak perlu dibahas lagi. Jika pengaruhnya masih demikian luas setelah 800 tahun kepergiannya, manusia ini tentu luar biasa. William Dalrymple menulis bahwa pada saat masyarakat AS dicekam horror Bin Laden, ternyata buku puisi terlaris sepanjang 90-an bukanlah karya-karya penulis besar AS semacam Robert Frost, Robert Lowell, tidak juga karya-karya klasik raksasa Eropa seperti Shakespeare, Homer, Dante; tetapi justru karya-karya Maulana Jalaluddin Rumi . Sedangkan Rumi sendiri “hanya” menyebut dirinya sebagai :
I am dust on the path of Muhammad, the chosen one..
Saat ini nama Rumi dikenal cukup baik di Barat. Bahkan beberapa komunitas disana telah membentuk semacam perkumpulan Sema, yang bertemu setiap minggu untuk berdiskusi dan menarikan Whirling Dervishes . Komunitas ini terdapat di beberapa Negara Eropa seperti Swiss, Jerman, Belanda, dan AS.
Apakah mereka muslim? Tentu saja ya, karena sebagian besar penari Whirling beragama islam. Komunitas ini menangkap ajaran Rumi atas nama kemanusiaan yang berketuhanan dan beragamakan cinta. Sufisme yang mereka anut menjadi semacam liberal Sufism, bukan dalam konteks ortodoksi & ortopraksi sufisme Islam. Bagi mereka, Rumi adalah sosok yang telah membuka mata hati mereka, bahwa manusia dengan seluruh peradabannya hanyalah setitik debu di hadapan Tuhan.
Senada dengan itu, kalangan Islam liberal juga kerap “mendewakan” Rumi sebagai sosok pluralis. Mereka mengikuti petuah para pendekar pluralisme, misalnya John Hick--seorang tokoh pluralisme agama--yang kerap mengutip kata-kata Rumi : “ Lampu-lampu itu berbeda, tapi cahayanya sama, datang dari sumber yang sama…”
Terkadang kata-kata dan argumen Rumi dipakai oleh kalangan Islam liberal untuk menambah hujjah(2) mereka bahwa pluralisme agama adalah sebuah keniscayaan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Tentu saja hujjah ini dimaksudkan untuk melemahkan posisi argumen dari mereka yang berseberangan dengan para liberalis.
Sebaliknya, bagi mereka yang agak konservatif (selain pengikut salaf), kerap menuding cara pandang liberalis telah membajak karya Rumi untuk kepentingan ideologis mereka. Rumi dengan semua karyanya, hanya bisa dipahami di atas kerangka Al-Qur'an dan Hadist. Rumi yang telah dilucuti ke-Islam-annya adalah tak lebih dari Kahlil Gibran.
Samâ' bukanlah sembarang tarian, melainkan tarian yang memuat konsep spiritual didalamnya. Samâ' bisa dikatakan sebagai sebuah metode intuitif untuk membimbing setiap Individu untuk membuka jalan jiwanya menuju Tuhan. Ketika akal pikiran tak sanggup lagi menjangkau Tuhan, maka metode semacam ini ditempuh. Lewat samâ' , para dervishes atau darwis melakukan perjalanan mistis spiritual(3) menuju kesempurnaan, untuk meleburkan jiwanya dengan Tuhan(4). Dengan membuang segala ego, menghampiri kebenaran hingga tiba di gerbang kesempurnaan.
Setelahnya, mereka kembali lagi sebagai seorang dengan tingkat kesempurnaan yang meningkat, sehingga mampu menebar cinta kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan tanpa membedakan keyakinan atau ras.
Dalam bukunya yang berjudul Sufism: A Short Introduction , William C. Chittick mengatakan bahwa tujuan samâ' adalah memperkuat dzikir(5) kepada Allah seraya mengobarkan api yang membakar habis segala sesuatu kecuali Dia. Bagi penari samâ' , musik adalah bahasa rahasia, tanda-tanda Tuhan yang bersinar dan dapat didengar. Ketika mendengar bahasa rahasia tersebut, jiwa manusia mengingat tempat kediaman asalnya, yakni hari alastu , ketika Tuhan mengadakan perjanjian dengan Adam dan keturunannya, dengan mengatakan, “Alastu bi rabbikum?”. “Bukankah Aku Tuhanmu?”, yang dijawab oleh mereka dengan: “ Ya! kami bersaksi .” (QS. 7:172).
Setidaknya ada tiga unsur penting yang menjadi karakteristik samâ': pikiran, hati (lewat ekspresi perasaan, puisi dan musik), dan tubuh (dengan menggerakan kehidupan lewat putaran).
Terdapat rahasia tersembunyi dalam samâ'. Musik dan tari, masing-masing menyimpan muatan spiritual. Musik yang mengiringi merupakan media untuk membangkitkan gairah kalbu untuk mengingat Tuhan, yang bisa mengantarkan manusia ke dalam keadaan dzauk (keadaan dimana manusia merasakan cinta kepada Allah sedemikian besarnya, sehingga mereka ingin segera bertemu dengan Allah), kepada asal mereka sendiri dalam ‘ketiadaan'.
Dari sudut pandang sains, segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dibangun dari kumpulan partikel atom. Di dalam atom terdapat elektron yang berputar mengitari intinya. Jika kita kaitkan, sesungguhnya seluruh benda di alam semesta ini dalam keadaan berputar. Hakikatnya manusia berputar karena ada atom di tubuhnya yang berputar menggerakkan sel sehingga darah dapat beredar. Kehidupan manusia pun berputar melewati beberapa fase. Dari tanah berputar melewati berbagai fase hidup, akhirnya kembali lagi menuju tanah. Demikian juga planet-planet berputar mengitari matahari.
Dalam samâ', putaran tubuh mengibaratkan elektron yang bertawaf mengelilingi intinya menuju sang Maha Kuasa. Harmonisasi perputaran di alam semesta, dari sel terkecil hingga ke sistem solar, dimaknai sebagai keberadaan Sang Pencipta. Pikirkan ciptaan-Nya, bersyukur dan berdoalah. “Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu .” QS. 64:1.


Asal Tarian
1. Kota Turki
Turki atau Konya adalah kota dimana Mawlana Jalaludin Rumi memulai ajaran ajarannya. Dan disinilah Thariqat Mawlaw iyah berkembang. Jalaludin Rumi mendapatkan nama “Rumi” dari kota ini, yang dulunya bernama “Rum” atau “ Rome ”.
Sampai saat ini pun, tarian whirling masih sangat berkembang di Turki. Dan menjadi salah satu nilai sejarah budaya bangsa mereka.


2. Mawlana Jalaludin Rumi
Samâ', tarian sakral yang pertama kali diajarkan oleh Maulana Jalaluddin Rumi (1207-1273), sang penyair-sufi agung asal Persia. Samâ’ adalah upacara atau ritual yang diadakan sebagai pengantar para penari kepada sublimasi antara makhluk dengan Penciptanya. Upacara ini berisi adab-adab yang masing-masing mengandung makna.
Tarian mistis yang penuh simbolisme ini pertama kali menginspirasi Rumi setelah kehilangan guru spiritual yang sangat dicintainya, Syamsuddin Tabrizi. Ia adalah seorang darwis misterius yang bagaikan magnet mampu menyedot seluruh perhatian Rumi, hingga orientasi spiritual Rumi berubah secara dramatis, dari seorang teolog dialektis menjadi seorang penyair-sufi. Kemisteriusan Syams membuat putera Rumi menyepadankannya dengan Khidr(6).

Lukisan Rumi & Shalahuddin Faridun Zarkub oleh Omar Faruk Atabek
Dikisahkan di suatu pagi, seorang pandai besi yang juga darwis bernama Shalahuddin Faridun Zarkub menempa besinya. Pukulan itu kontan membuat Rumi menari hingga mencapai keadaan ekstase. Lalu secara spontan dari mulut Rumi mengalir ujaran-ujaran mistis dalam bentuk puisi.
Selanjutnya, Shalahuddin dijadikan Rumi sebagai khalifah (wakil) untuk menggantikan posisi Syams, tempat ia mencurahkan gagasan dan perasaannya. Setelah melembaga, tarian ini sering dilakukan Rumi selepas shalat Isya di jalanan kota Konya, diikuti para darwis lainnya. Acara terakhir biasanya ditutup dengan pembacaan ayat suci Al-Quran.
Bagi Rumi menari adalah Cinta. Dan Rumi tak berhenti menari karena ia tak pernah berhenti mencintai Tuhan. Hingga tiba saatnya di suatu senja 17 Desember 1273, ia dipanggil Sang Maha Kuasa dalam keadaan diliputi Cinta Ilahi.
Setelah wafatnya Rumi , tarekat Maulawiyah (beserta ritual samâ'-nya) berlanjut terus di bawah pimpinan Syaikh Husamuddin Hasan bin Muhammad, salah seorang sahabat karibnya, yang juga dijadikan Rumi sebagai khalifah setelah kepergian Shalahuddin. Husamuddin adalah orang yang memberinya dorongan dan inspirasi sehingga lahirlah sebuah karya yang menjadi magnum opus Rumi , yakni Matsnâwî . Kitab ini terdiri dari enam jilid dan berisi 25.000 untaian bait bersajak.
“Jika kau menulis sebuah buku seperti Ilahiname milik Sana'i atau Mantiq at-Thayr milik Fariduddin Attar, niscaya akan menarik minat sekumpulan penyanyi keliling. Mereka akan mengisi hatinya dengan apa yang kau tulis dan musik akan digubah untuk mengiringinya”, demikian saran Husamuddin kepada Rumi di sebuah kebun anggur Meram di luar Konya . Bersama Husamuddin lah Matsnâwî tercipta. Sehingga karya monumental ini dikenal pula dengan sebutan Kitab-i Husam (Bukunya Husam).
Terpesona dengan kandungan dari karya tersebut, seorang orientalis Inggris bernama R.A Nicholson –yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk mengkaji karya Rumi– mengatakan, Matsnâwî adalah sungai besar yang tenang dan dalam, mengalir melalui banyak dataran yang kaya dan beragam menuju samudera tak bertepi. Matsnâwî di mata para pengikut Rumi dianggap sebagai uraian makna batin Al-Quran. Sementara Abdurahman Jami –penyair asal Persia– menyebutnya “Al-Quran dalam bahasa Persia.”

Lukisan Tekke di Istambul pada abad 18
Dan bab ke tiga Matsnâwî berisi tentang kefanaan dalam samâ' . “Tatkala gendang ditabuh, serta merta sebuah rasa ekstase merasuk laksana buih yang meleleh dari debur sang ombak.”, begitu senandung Rumi.
Setelah Husamuddin wafat, tarekat Maulawiyah berlanjut di bawah kepemimpinan putera tertua Rumi, Sultan Walad. Di tangan puteranyalah tarekat ini terorganisir dengan baik, hingga ajaran ayahnya tersebut menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Tarekat Maulawiyah di Barat lebih dikenal dengan sebutan ‘The Whirling Dervishes' (darwis-darwis yang berputar), mengambil nama dari ciri utama tarekat ini. Selain di Eropa, kini tarekat Maulawiyah sudah merambat ke dataran Amerika hingga ke benua Asia.
Sekian abad lamanya pertunjukan samâ' menarik perhatian para pengembara spiritual, hingga lahir catatan-catatan penting tentangnya. Dalam bukunya yang berjudul Islamic Art and Spirituality , Seyyed Hossein Nasr mengatakan bahwa samâ' diawali dengan nostalgia tentang Tuhan, berlanjut dengan keterbukaan sedikit demi sedikit terhadap limpahan karunia dari surga, setelah itu mengalami keadaan ekstase ( fana' ), lebur bersama Al-Haqq(7).
Rumi menyebut samâ' sebagai simbolisme kosmos, sebuah misteri yang sedang menari. Putaran tubuh adalah tiruan alam raya, seperti planet-planet yang berputar. Posisi tangan yang membentang secara simbolik menunjukkan bahwa hidayah Allah diterima oleh telapak tangan kanan yang terbuka ke atas, lalu disebarkan ke seluruh makhluk oleh tangan kiri. Ini merepresentasikan sebuah penyerahan dan penyatuan dengan Tuhan.


Teknik Tarian

Setiap atom menari di darat atau di udara
Sadari baik-baik, seperti kita, ia berputar-putar tanpa henti di sana
Setiap atom, entah itu bahagia atau sedih,
Putaran matahari adalah ekstase yang tak terperikan

Rumi

Satu-satunya lukisan Mawlana Jalaludin Rumi
Shalawat disenandungkan, gendang mulai bertabuh, seruling ney mulai ditiup. Sekelompok darwis mengenakan atribut yang seragam. Topi yang memanjang ke atas, jubah hitam besar, baju putih yang melebar di bagian bawahnya seperti rok, serta tanpa alas kaki. Mereka membungkukkan badan tanda hormat lalu mulai melepas jubah hitamnya. Posisi tangan mereka menempel di dada, bersilang mencengkram bahu. Di tengah-tengah mereka tampak seorang Syaikh, yang berperan sebagai pemimpin. Jubah hitam tetap ia kenakan. Ia maju mengambil tempat. Kini giliran syaikh tersebut membungkukkan badannya pada darwis lainnya, mereka pun balas menghormat.
Sekelompok darwis itu kemudian membentuk barisan. Satu per satu maju. Setelah sang pemimpin memberi restu, maka ritual pun dimulai.
Tangan-tangan masih menyilang di bahu. Kaki-kaki yang telanjang mulai merapat. Lalu dimulailah gerakan berputar yang lambat, dengan tumit kaki dijadikan sebagai tumpuan secara bergantian, sementara kaki yang satunya sebagai pemutar. Perlahan-lahan tangan dilepas dari bahu dan mulai terangkat. Gerakan tangan yang anggun itu berangsur membentuk posisi horizontal. Telapak tangan kanan menghadap ke atas, yang kiri ke bawah.

Lukisan whirling dervishes di tekke di Konstantinopel pada abad 18
Semakin lama gerakan semakin cepat, selaras dengan ketukan irama yang mengiringinya. Mata-mata itu nampak semakin sayu, sebagian terpejam. Kepala mereka semakin condong ke salah satu pundaknya. Semakin cepat putaran, rok-rok putih yang mereka kenakan semakin mengembang sempurna laksana payung yang terbuka. Orang-orang itu semakin larut. Suasana magis seolah tercipta.
Gendang belum berhenti bertabuh, ney(8) masih mengalun syahdu. Tanpa isyarat dari sang pemimpin ritual untuk berhenti, mereka akan terus melambung dalam keadaan ekstase.
Posisi tangan yang membentang secara simbolik menunjukkan bahwa hidayah Allah diterima oleh telapak tangan kanan yang terbuka ke atas, lalu disebarkan ke seluruh makhluk oleh tangan kiri. Ini merepresentasikan sebuah penyerahan dan penyatuan dengan Tuhan.
Atribut yang dikenakan juga merupakan metafora yang menyimpan makna. Topi Maulawi –yang biasanya berwarna merah atau abu-abu– melambangkan batu nisan ego, jubah hitam sebagai simbol alam kubur yang ketika dilepaskan melambangkan kelahiran kembali menuju kebenaran, baju putih adalah kain kafan yang membungkus ego, dan ney melambangkan jiwa yang dinafikan dari diri, digantikan dengan Jiwa Ilahi. Seruling buluh ini juga melambangkan terompet yang ditiupkan malaikat di hari kebangkitan untuk menghidupkan kembali orang yang mati. Karpet merah yang biasa diduduki oleh sang syaikh melambangkan keindahan matahari dan langit senja, yang waktu itu menghiasi kepergian Rumi untuk selamanya.
Samâ' bukanlah sembarang tarian, melainkan tarian yang memuat konsep spiritual didalamnya. Samâ' bisa dikatakan sebagai sebuah metode intuitif untuk membimbing setiap Individu untuk membuka jalan jiwanya menuju Tuhan. Ketika akal pikiran tak sanggup lagi menjangkau Tuhan, maka metode semacam ini ditempuh.
Dalam samâ', putaran tubuh mengibaratkan elektron yang bertawaf mengelilingi intinya menuju sang Maha Kuasa. Harmonisasi perputaran di alam semesta, dari sel terkecil hingga ke sistem solar, dimaknai sebagai keberadaan Sang Pencipta. Pikirkan ciptaan-Nya, bersyukur dan berdoalah. “Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu .” QS. 64:1.
Akhirnya kita saksikan sang pemimpin mulai berdiri. Tabuhan gendang terdengar dipercepat, seiring itu putaran tubuh pun semakin kencang. Kemudian syaikh itu memberikan isyarat untuk berhenti. Seketika itu musik dan para penari pun berhenti. Dan pertunjukan pun berakhir. Tanpa tepuk tangan, karena samâ' bukanlah sebuah pagelaran seni.
Dengan berputarnya tubuh yang berlawanan dengan arah jarum jam, para penari merangkul kemanusiaan dengan cinta. Manusia diciptakan dengan Cinta untuk mencinta. “Semua cinta adalah jembatan menuju Cinta. Siapa saja yang tak merasakannya tak akan tahu,” demikian kata Rumi .
Makam Rumi di Konya dikelola oleh pemerintah Turki sebagai obyek wisata. Setiap tahunnya, terutama antara tanggal 2-17 Desember, ribuan peziarah dari delapan penjuru mata angin berkunjung, menyaksikan para pengikut Maulawi berputar untuk memperingati “malam penyatuan”, malam di mana sang guru tercinta wafat.
Mausoleum Konya menyimpan kenangan. Saksi bisu sejarah tatkala ujaran sang penyair agung mengisi lembar peradaban luhur Islam melalui karya estetisnya, menjadi sumber inspirasi yang membakar jiwa para pecinta di segenap penjuru dunia.

Seperti gelombang di atas putaran kepalaku,
maka dalam tarian suci Kau dan aku pun berputar
Menarilah, Oh Pujaan Hati,
jadilah lingkaran putaran
Terbakarlah dalam nyala api-bukan dalam nyala lilin-Nya


Rumi

Dengan berputarnya tubuh yang berlawanan dengan arah jarum jam, para penari merangkul kemanusiaan dengan cinta.
Bahwa Tuhan menciptakan dan memberikan Cinta itu menjadi sebuah inti dari semua cinta, yang dapat menghilangkan semua batasan (batasan baik itu agama, budaya, ataupun ras). Di antara semua makhlukNya. Sehingga mereka dapat mencintai semua mahkluk manusia, dan mencintai mahkluk yang lain. Dan itu dapat menjadi sebuah obat untuk menyembuhkan penyakit individualis dan egoism dalam diri manusia.

Lukisan abad 17 yang menunjukan upacara dervish di India
Dan Rumi telah menterjemahkan itu semua dalam kesempurnaan bentuk, baik secara ucapan dalam bentuk puisi dan tarian Sema dalam putaran jasad. Untuk dirinya merasakan cinta itu, dan membagikan cinta itu kepada makhluknya.
Perlu disampaikan, bahwa penjelasan ini tidak bermaksud mengajak pembaca untuk menari di hadapan Tuhan, apalagi menganggapnya sebagai ritual yang sejajar dengan shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Cerita Cinta ini sekadar untuk memperkenalkan khazanah keislaman yang dibawa oleh seorang Mawlana Jalaluddin Rumi, yang masyhur bukan saja di Timur, tapi juga di Barat.
Terlepas dari keberatan sebagian ulama fikih yang memandang musik dan tarian sebagai sesuatu yang diharamkan secara syariat, jalan spiritual melalui tasawuf –yang notabene sering menggunakan musik dan tarian sebagai media– telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi peradaban Islam. Terlebih, dalam prakteknya tasawuf mampu memainkan peranan sebagai obat bagi penyakit spiritual yang dilanda manusia modern yang semakin teralienasi dari poros eksistensi.



sumber: http://haqqanirabbani.asia/whirling-id.html

Senin, 01 Agustus 2011

Ternyata 1400 Tahun Yang Lalu Al-Qur'an Sudah Menyinggung Tentang Facebook cs

Suatu ketika selepas Ashar di
Masjid Al Hikam. Di salah
satu
pojok masjid tersebut
terdapat Ranid dengan dua
orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang
terlihat sedang
mendiskusikan
sesuatu. Kali ini tema yang
diangkat seputar masalah
I'jazul Quran (Mukjizat Al Quran). Diskusi yang
berjalan
cukup santai namun sarat
akan ilmu. Ahmad adalah
seorang
mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program
studi
Matematika. Seorang calon
pengabdi masyarakat
dengan
ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-
Qur'an dengan bidang
studinya matematika.
Ahmad
sering berkutat dengan
angka-angka dalam Al-Qur 'an. Ahmad pun memulai
diskusi.
"Subhanallah alquran itu
bener-bener mukjizat. Ana
pernah baca di Internet
bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran
sebanyak 365 kata sama
seperti jumlah hari dalam
satu tahun, kata syahr
(bulan)
disebutin 12 kali sama kayak
jumlah bulan dalam satu
tahun, sab'u (minggu)
disebutin 7 kali sama
dengan
jumlah hari per minggu. Belum lagi kata-kata yang
berlawan kata. Misalnya ad
dunya 115 kali, al akhiroh
juga
115 kali. Malaikat 88 kali
sedangkan asy syayathin 88
kali juga. Al hayat 145 kali
begitupun dengan Al Maut
yang juga 145 kali. Belum
lagi
angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al
Mudatsir ayat 30.
Sebetulnya
masih banyak tapi mending
antum liat di internet aja
nafsi-nafsi, tinggal tanya mbah google ketik key
word
nya keajaiban angka dalam
alquran," Celoteh Ahmad
sekaligus mengakhiri
presentasinya. Tiba giliran Ranid
memaparkan
pengetahuannya seputar
masalah mukjizat Quran.
Ranid memang sangat
menyenangi diskusi- diskusi tentang kajian Islam
berhubung program studi
Ranid adalah bahasa Arab
yang ia geluti di salah satu
Ma'had Lughoh di Jakarta.
Maka ia akan memaparkan sepengetahuanny a tentang
I'jazul Quran dari sudut
pandang bahasa. Setelah
mengucapkan
basmalah seraya memuji
Allah dengan hamdalah, serta
sholawat kepada Nabi SAW.
Ranid pun mulai berkata
"Mumtaz! ustadz Ahmad
mantep dah penjelasannya,
giliran ana ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi
bahasa maka secara
sederhana
dapat diartikan sebagai
'senjata' untuk
melemahkan terhadap tantangan dakwah
yang ada. Contoh di zaman
nabi Musa AS berhubung
waktu itu sihir sedang
ngetrend-ngetre ndnya maka
Allah kasih mukjizat nabi
Musa AS 'menyerupai' sihir,
tapi bukan sihir, dengan
tongkatnya yang terkenal.
Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus
di
zaman nabi Isa AS
berhubung waktu itu ilmu
kedokteran
lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa
AS mukjizat yang
berhubungan dengan dunia
pengobatan. Nah, di zaman
Rasul SAW pada masa itu
kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar
biasa
Indahnya. Maka Allah pun
memberikan kepada Nabi
SAW berupa alquran
sebuah mukjizat yang begitu sangat
tinggi dan sarat akan nilai
sastranya. " Ranid masih
melanjutkan
pemaparannya "bahkan
Allah nantangin mereka kaum kafir
untuk buat satu surat saja
yang semisal dengan
alquran.
Coba antum buka Al-
Baqoroh ayat 23 'dan jika kamu
meragukan Al-Quran yang
Kami turunkan kepada
hamba
Kami (Muhammad) maka
buatlah satu surat semisalnya
dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah
jika
kamu orang yang benar,'
dan dilanjutan ayatnya, bahwa
Allah sudah kasih garansi,
mereka pasti gak akan
mampu ngebuatnya.
Pernah
ada kisah tentang Musailamah
Al-Kadzdzab yang coba-
coba buat alquran
tandingan. Salah
satu suratnya niru-niru al-
fiil. Dan surat gadungan itu
ditertawakan banyak
orang
karena diliat dari sisi bahasa
dan maknanya betul-betul
jelek. Dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa
dihafal oleh jutaan manusia
walaupun manusianya itu
sendiri pun tidak
mengetahui
arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya
tersebut
lengkap sampai titik dan
komanya. Subhanallah
maha
benar Allah dalam firmanNya
'dan sungguh Kami
mudahkan
Al-Quran untuk peringatan'
Al-Qomar ayat 17, " Ranid
pun mengakhiri makalah yang
dibawakannya. Selanjutnya
giliran Ilmi yang
mendapat giliran
menjelaskan
mukjizat quran berdasarkan
studi yang ia geluti. Ilmi
adalah seorang mahasiswa
IT
di salah satu PTS di Jakarta.
Berbeda dengan kedua orang
sahabatnya tadi, Ikhwan
lajang ini tengah
mengerjakan
tugas akhir dalam
perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih
dahulu kuliah selepas SMA
daripada Ahmad dan Ranid
yang sempat menunda
jenjang akademisnya.
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker
di
film Hollywood, Ilmi pun
memulai pembicaraannya.
"sebenernya ana belum
mau mengatakan ini mukjizat atau
gak? terus terang ana gak
berani. Tapi salah satu point
yang pernah ana dengar
dalam seminar Qur'an
bahwa kenapa Qur'an disebut mukjizat tak lain
dan tak
bukan adalah karena
kebenarannya dalam
'meramal' masa depan. Betul
gak Ran ?" Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun
mengiyakan
pernyataan Ilmi dengan
mengaggukan kepala,
seolah
tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi
sahabatnya. Ilmi
melanjutkan "surat al-
lahab contohnya, di situ
Allah
memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir
dan
masuk neraka. Dan ketika
surat itu turun di Mekkah,
Abu Lahab ternyata masih
hidup. Sekarang coba antum
bayangin kalo seandainya
Abu Lahab itu tergerak
hatinya untuk masuk Islam
atau pun pura-pura masuk
Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan
kebenarannya
dari dulu sampai sekarang.
Ataupun di surat Ar-Rum di
situ dijelaskan bahwa
Romawi bakalan menang melawan Persia. Dan itu
subhanallah terjadi beberpa
tahun kemudian. Setelah
pada
peperangan yang
sebelumnya Romawi kalah maka pada
peperangan selanjutnya
Romawi menang telak.
Ahmad pun memulai
diskusi.
"Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat. Ana
pernah baca di Internet
bahwa ternyata kata Yaum
(hari) di dalam alquran
sebanyak 365 kata sama
seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr
(bulan)
disebutin 12 kali sama
kayak
jumlah bulan dalam satu
tahun, sab'u (minggu) disebutin 7 kali sama
dengan
jumlah hari per minggu.
Belum lagi kata-kata yang
berlawan kata. Misalnya ad
dunya 115 kali, al akhiroh juga
115 kali. Malaikat 88 kali
sedangkan asy syayathin
88
kali juga. Al hayat 145 kali
begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali. Belum
lagi
angka 19 yang disebutin
dalam alquran surat Al
Mudatsir ayat 30.
Sebetulnya masih banyak tapi mending
antum liat di internet aja
nafsi-nafsi, tinggal tanya
mbah google ketik key
word
nya keajaiban angka dalam alquran," Celoteh Ahmad
sekaligus mengakhiri
presentasinya. Tiba giliran
Ranid
memaparkan
pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran.
Ranid memang sangat
menyenangi diskusi-
diskusi tentang kajian Islam
berhubung program studi
Ranid adalah bahasa Arab
yang ia geluti di salah satu
Ma'had Lughoh di Jakarta.
Maka ia akan memaparkan sepengetahuanny a tentang
I'jazul Quran dari sudut
pandang bahasa. Setelah
mengucapkan
basmalah seraya memuji
Allah dengan hamdalah, serta
sholawat kepada Nabi SAW.
Ranid pun mulai berkata
"Mumtaz! ustadz Ahmad
mantep dah penjelasannya,
giliran ana ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi
bahasa maka secara
sederhana
dapat diartikan sebagai
'senjata' untuk
melemahkan terhadap tantangan dakwah
yang ada. Contoh di zaman
nabi Musa AS berhubung
waktu itu sihir sedang
ngetrend-ngetre ndnya maka
Allah kasih mukjizat nabi
Musa AS 'menyerupai' sihir,
tapi bukan sihir, dengan
tongkatnya yang terkenal.
Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus
di
zaman nabi Isa AS
berhubung waktu itu ilmu
kedokteran
lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa
AS mukjizat yang
berhubungan dengan dunia
pengobatan. Nah, di zaman
Rasul SAW pada masa itu
kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar
biasa
Indahnya. Maka Allah pun
memberikan kepada Nabi
SAW berupa alquran
sebuah mukjizat yang begitu sangat
tinggi dan sarat akan nilai
sastranya. " Ranid masih
melanjutkan
pemaparannya "bahkan
Allah nantangin mereka kaum kafir
untuk buat satu surat saja
yang semisal dengan
alquran.
Coba antum buka Al-
Baqoroh ayat 23 'dan jika kamu
meragukan Al-Quran yang
Kami turunkan kepada
hamba
Kami (Muhammad) maka
buatlah satu surat semisalnya
dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah
jika
kamu orang yang benar,'
dan dilanjutan ayatnya, bahwa
Allah sudah kasih garansi,
mereka pasti gak akan
mampu ngebuatnya.
Pernah
ada kisah tentang Musailamah
Al-Kadzdzab yang coba-
coba buat alquran
tandingan. Salah
satu suratnya niru-niru al-
fiil. Dan surat gadungan itu
ditertawakan banyak
orang
karena diliat dari sisi bahasa
dan maknanya betul-betul
jelek. Dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa
dihafal oleh jutaan manusia
walaupun manusianya itu
sendiri pun tidak
mengetahui
arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya
tersebut
lengkap sampai titik dan
komanya. Subhanallah
maha
benar Allah dalam firmanNya
'dan sungguh Kami
mudahkan
Al-Quran untuk peringatan'
Al-Qomar ayat 17, " Ranid
pun mengakhiri makalah yang
dibawakannya. Selanjutnya
giliran Ilmi yang
mendapat giliran
menjelaskan
mukjizat quran berdasarkan
studi yang ia geluti. Ilmi
adalah seorang mahasiswa
IT
di salah satu PTS di Jakarta.
Berbeda dengan kedua orang
sahabatnya tadi, Ikhwan
lajang ini tengah
mengerjakan
tugas akhir dalam
perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih
dahulu kuliah selepas SMA
daripada Ahmad dan Ranid
yang sempat menunda
jenjang akademisnya.
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker
di
film Hollywood, Ilmi pun
memulai pembicaraannya.
"sebenernya ana belum
mau mengatakan ini mukjizat atau
gak? terus terang ana gak
berani. Tapi salah satu point
yang pernah ana dengar
dalam seminar Qur'an
bahwa kenapa Qur'an disebut mukjizat tak lain
dan tak
bukan adalah karena
kebenarannya dalam
'meramal' masa depan. Betul
gak Ran ?" Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun
mengiyakan
pernyataan Ilmi dengan
mengaggukan kepala,
seolah
tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi
sahabatnya. Ilmi
melanjutkan "surat al-
lahab contohnya, di situ
Allah
memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir
dan
masuk neraka. Dan ketika
surat itu turun di Mekkah,
Abu Lahab ternyata masih
hidup. Sekarang coba antum
bayangin kalo seandainya
Abu Lahab itu tergerak
hatinya untuk masuk Islam
atau pun pura-pura masuk
Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan
kebenarannya
dari dulu sampai sekarang.
Ataupun di surat Ar-Rum di
situ dijelaskan bahwa
Romawi bakalan menang melawan Persia. Dan itu
subhanallah terjadi beberpa
tahun kemudian. Setelah
pada
peperangan yang
sebelumnya Romawi kalah maka pada
peperangan selanjutnya
Romawi menang telak. Dan
satu lagi peristiwa fathul
Mekkah di surat Al-Fath.
Allah memastikan kaum Muslimin
akan memasuki Mekkah
setelah sekian lama hijrah
ke
Madinah. Dan subhanallah
hal itu terbukti. " "Ah itu mah ana dari aspek sejarah
Mi, coba dari aspek IT
sesuai sama studi antum?"
Tanya Ranid seolah
menantang Ilmi. "Weitss,
tenang-tenang ana kan belum
selesai jelasinnya, ana lanjut
ya!" Jawab Ilmi. "Nah
berhubung tadi ana bilang
ana
gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka
ana akan bilang ini
kehebatan
Quran." Ilmi masih
melanjutkan, sementara
kedua rekannya Ahmad dan
Ranid masih terus diam dan
menyimak kata per kata
yang akan terlontar dari
mulut Ilmi. "Antum tau gak,
bahwa sejak 1400 tahun yang
lalu alquran sudah
menyinggung tentang
Facebook dan kawan-
kawannya ?!" Ahmad sang
Cagur (Calon Guru) tertegun
diiringi dengan tertawa
kecil
seolah tak percaya statmen
Ilmi. Lain lagi dengan Ranid
yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah
benar kata Facebook ada di
dalam alquran. Dengan
mencoba mentashrif pola-
pola
fi'il. Ilmi meneruskan kembali
pemaparannya "Ahmad,
coba antum buka surat Al-
Ma 'arij ayat 19-21
'Sungguh, manusia
diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia
ditimpa
kesusahan, ia berkeluh
kesah.
Dan apabila mendapat
kebaikan dia jadi kikir.' Ayat ini menjelaskan
fenomena
jama'ah Al-Fisbukiyyah
secara umum. Coba antum
liat wirid-
wirid mereka. Kebanyakan isinya keluh kesah.
Temanya
udah mirip sinetron
mendayu-
dayu sampai bikin air mata
keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat,
sampai
ayan di update di status.
Cuaca
juga gak ketinggalan.
Dikasih hujan, ngeluh gak bisa
kemana-mana. Dikasih
panas
ngeluh kepanasan. Segala
maksiat juga disebarin di
muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan
terus di suguhkan. Ibadah
juga ada beberapa yang
dipublikasikan puasa,
sedekah, tapi alhamdulillah
ana belum menemukan ada orang yang lagi sholat
update
status 'lagi roka 'at dua nih'
naudzubillah kalo sampai
ada!" canda Ilmi. Ahmad
dan Ranid pun tertawa dan
mengaminkan ucapan Ilmi.
"Terus di ayat setelahnya
dikatakan 'apabila dapat
kebaikan maka ia kikir.'
Ana rasa betul ayat tersebut.
Coba
antum hitung ada beberapa
orang yang update status
semisal alhamdulillah dapet
rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di
depan masjid. Kira-kira ada
gak status kayak gitu.
Giliran
dapat rezeki yang
melimpah pada pelit gak mau orang
lain pada tau, tapi giliran
ditimpa
musibah di share kemana-
mana." "Ah, antum iri aja
kali jangan sok jaim deh ?!" Kali ini Ahmad yang
bertanya kepada Ilmi.
Ilmi pun menjawab "ana
rasa jaim itu perlu, dalam
konteks
JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ana tidak
mengharamkan update
status,
akan tetapi alangkah
baiknya
update-nya itu yang baik- baik pokoknya temanya
mengajak kebaikan dari
quran, hadits, sahabat,
ataupun salafush sholih.
Inget
akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika
kamu tidak malu, maka
berbuatlah
sesukamu. Ulama bilang
bahwa jika kita udah gak
malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka
tunaikan saja hawa
nafsumu dan lakukan apa
yang kau
inginkan." Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat
menarik dan mengaitkan
surat Al-Ma 'arij ayat 20-22
dengan fenomena
Facebookers yang
bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah
bertambah satu lagi
pengetahuan Ranid pada
hari itu. Sungguh Ranid
sejatinya
sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan
surat
ini. Namun dikarenakan
kurang men-tadabbur-i
ayat
ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan
penjelasan
yang dipaparkan oleh
sahabatnya Ilmi. Diskusi kali
ini pun berkahir
seiring dikumandangkann ya
adzan maghrib sebagai
pertanda masuknya waktu
sholat maghrib

"SUMBER:
DARI MEDIA
ISLAM"