Minggu, 02 Oktober 2011

Pencak Macan, Riwayatmu Kini

Seni merupakan hasil produk rasa, cipta, imajinasi, dan karya kreatifitas manusia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa.
Seni sebagai bagian produk budaya manusia didalamnya terdapat gagasan, nilai dan norma atau perilaku yang menggambarkan suatu identitas atau kepribadian masyarakatnya, yang artinya seni mengandung filsafat.

Hari ini (2/10/2011), rombongan group twitter @infoGRESIK yang dikomandani @avenzoar_ dan sebagian crew²nya, @ryoretro @ddardianty @fiemailda dan saya mencoba untuk menilik lebih jauh tentang kebudayaan Gresik dengan menyambangi rumah seorang budayawan dan pemerhati kesenian Gresik bpk. Ucok yang bertempat di Jln. Sindujoyo 2/39 Gresik.

Di rumah pak Ucok kami langsung disodori copy'an Serat Sindujoyo yang berisi tembang-tembang macapat. Kata pak Ucok sih yang asliannya dipegang oleh juru kunci makam dalem yang terletak di Karangpoh.

Selain copy'an Serat Sindujoyo yang berisi tembang² macapat, kami juga diperkenalkan dengan kesenian Pencak Macan. Terus terang dari kami semua tak ada satu pun yang pernah menonton live Pencak Macan. Oleh pak Ucok, kami pun diputarkan video pementasan Pencak Macan yang dikemas dalam bentuk teather yang saat itu diperlombakan di kota Malang.
Sembari beliau menerangkan tentang filosofi Pencak Macan itu sendiri.

Seni Pencak macan ini menjadi tradisi arak-
arakan pengantin tradisional
masyarakat pesisir Lumpur
dan Kroman. Di daerah Lumpur dan Kroman sendiri sih hanya mempunyai 3 Group Pencak Macan, namun yang masih eksis sampai sekarang hanya 2 saja.
Tradisi pencak macan secara
filosofis mempunyai arti
sebagai pengingat tentang
lika-liku serta konflik
perjalanan yang akan dihadapi
pasangan pengantin sebagai suami-istri dalam menjalani
bahtera rumah
tangga.
Hal ini digambarkan dalam bentuk karakter macan, gendoruwo, monyet,
dan seorang ulama. Sebagai penghias, ada pula pembawa
ketopang, payung, pontang
lima, pembaca shalawat, serta
pembawa karbit atau obor (namun sekarang digantikan dengan kembang api).
Karakter macan
sendiri merupakan lambang seorang
laki-laki perkasa yang
punya sifat keras.Namun dia memiliki
sikap dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sementara
monyet menggambarkan
seorang perempuan lincah
walau cerewet, bawel,
dan suka aneh-aneh. Namun
dia mempunyai sikap rajin dalam mengurus rumah
tangga.
Di sisi lain, gendoruwo
melambangkan sifat haus dan
nafsu (setan).Artinya, dalam
perjalanan mengarungi
bahtera rumah tangga tidak dapat luput dari perselisihan atau
konflik. Hal itu dipicu hawa
nafsu akibat godaan setan.

Seni Pencak Macan ini tak hanya sebuah tontonan, namun juga mengandung banyak tuntunan.
Ketopang delapan lonjor dan
payung satu, yang ketopang-
nya terbuat dari sapu lidi
berjumlah 33, dihias kertas
merah putih, lalu ditancapkan ke buah pepaya serta ditaruh
di atas bambu dan dibawa
delapan orang.
Ketika banyak penonton,
salah satunya harus
diperebutkan penonton.
Pontang lima yang dibawa
lima putri berparas ayu
menggambarkan rukun Islam. Pontang lima terbuat dari
daun pisang dihiasi janur berisi
makanan ketan warna-warni
yang di tengahnya ada
contong daun pisang dan di
ujungnya ada kapas. Hal itu melambangkan aneka aliran
dan golongan dalam Islam. Namun, Islam tetap
mempunyai satu tujuan, yakni
Allah SWT. Hadrah dan
shalawat Nabi Muhammad
SAW merupakan syair pujian
kepada Allah dan rasulnya sebagai pengingat supaya
tetap punya keyakinan dan
keimanan. Posisi seniman
hadrah yang di depan
pengantin melambangkan
bahwa agama sebagai benteng dan tameng dalam
hidup berumah tangga. Lampu karbit atau obor
bermakna agar kedua
mempelai atau pengantin ikut
menerangi bumi dengan
menyiarkan Islam. Nah,
kekuatan dan dalamnya arti filosofis simbol dalam tradisi
pencak macan tersebut cukup
disayangkan jika hilang tanpa
jejak. Apalagi, dalam tradisi
pencak macan, setiap
gerakannya dibarengi bunyi-bunyian macapat, yang
kemudian dikenal dengan
Macapat Sindujoyo.

Karena itu cukup disayangkan bila kesenian-kesenian Gresik semacam Macapat Sindujoyo dan Pencak Macan ini harus tergerus oleh modernisasi zaman.
Pemerintah dan masyarakat khususnya generasi muda sepatutnya menyelamatkan warisan leluhur ini dari kepunahan agar anak cucu kita mengenal kebudayaan khas kota kelahiran nenek moyangnya itu.

sumber:
video via youtube.com
& google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar