Jumat, 12 Agustus 2011

30 Kesempurnaan Dalam Puasa Ramadhan

1. Makanlah sahur, sehingga
membantu kekuatan
fisikmu selama berpuasa;
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda :
"Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam
sahur itu terdapat berkah.
" HR.'Al-Bukhari dan
Muslim) 2. "Bantulah (kekuatan
fisikmu) untuk berpuasa
di siang hari dengan
makan sahur, dan untuk
shalat malam dengan tidur
siang " (HR. Ibnu Khuzaimah dalam
Shahihnya) 3. Akan lebih utama jika
makan sahur itu
diakhirkan waktunya,
sehingga mengurangi rasa
lapar dan haus. Hanya saja
harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah
berhenti dari makan dan
minum beberapa menit
sebelum terbit fajar, agar
Anda tidak ragu-ragu. 4. Segeralah berbuka jika
matahari benar-benar
telah tenggelam.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam
bersabda : 5. "Manusia senantiasa dalam
kebaikan, selama mereka
menyegerakan berbuka
dan mengakhirkan sahur .
" (HR. Al-Bukhari, I\luslim
dan At-Tirmidz) 6. Usahakan mandi dari
hadats besar sebelum
terbit fajar, agar bisa
melakukan ibadah dalam
keadaan suci. 7. Manfaatkan bulan
Ramadhan dengan sesuatu
yang terbaik yang pernah
diturunkan didalamnya,
yakni membaca Al-
Qur'anul Karim. Sesungguhnya Jibril
'alaihis salam pada setiap
malam di bulan Ramadhan
selalu menemui Nabi
shallallahu 'alaihi
wasallam untuk membacakan Al-Qur'an
baginya. (HR. AL-Bukhari
dan Muslim dari Ibnu
Abbas radhiallahu
'anhu).Dan pada diri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada
teladan yang baik bagi
kita. 8. Jagalah lisanmu dari
berdusta, menggunjing,
mengadu domba,
mengolok-olok serta
perkataan mengada-ada.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 9. "Barangsiapa tidak
meninggalkan pevkataan
dan perbuatan dusta maka
Allah tidak butuh
terhadap puasanya dari
makan dan minum." (HR. Al-Bukhari) 10. Hendaknya puasa tidak
membuatmu keluar dari
kebiasaan. Misalnya cepat
marah dan emosi hanya
karena sebab sepele,
dengan dalih bahwa engkau sedang puasa.
Sebaliknya, mestinya
puasa membuat jiwamu
tenang, tidak emosional.
Dan jika Anda diuji dengan
seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda
hadapi dia dengan
perbuatan serupa.
Nasihati dan tolaklah
dengan cara yang lebih
baik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 11. "Puasa adalah perisai, bila
suatu hari seseorang dari
kama beupuasa,
hendaknya ia tidak
berkata buruk dan
berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau
mencacinya, hendaknya ia
berkata 'Sesungguhnya
aku sedang puasa" (HR. Al-
Bukhari, Muslim dan para
penulis kitab Sunan) 12. Harus lebih sabar, syukur,
dan ihklas 13. Ucapan itu
dimaksudkanagar ia
menahan diri dan tidak
melayani orang yang
mengumpatnya Di
samping, juga mengingatkan agar ia
menolak melakukan
penghinaan dan caci-maki. 14. Hendaknya Anda selesai
dari puasa dengan
membawa taqwa kepada
Allah, takut dan
bersyukur pada-Nya, serta
senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil
yang baik itu hendaknya
mengiringi Anda
sepanjang tahun. Dan
buah paling utama dari
puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : "Agar
kamu bertaqwa. "(Al-
Baqarah: 183) 15. Jagalah dirimu dari
berbagai syahwat
(keinginan), bahkan
meskipun halal bagimu.
Hal itu agar tujuan puasa
tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir
bin Abdillah radhiallahu
'anhu berkata : "Jika
kamu berpuasa,
hendaknya berpuasa pula
pendengaranmu, penglihatanmu dan
lisanmu dari dusta dan
dosa-dosa, tinggalkan
menyakiti tetangga, dan
hendaknya kamu
senantiasa bersikap tenang pada hari kama
beupuasa jangan pula
kamu jadikan hari
berbukamu sama dengan
hari kamu berpuasa." 16. Hendaknya makananmu
dari yang halal. Jika kamu
menahan diri dari yang
haram pada selain bulan
Ramadhan maka pada
bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada
gunanya engkau berpuasa
dari yang halal, tetapi
kamu berbuka dengan
yang haram. 17. Perbanyaklah bersedekah
dan berbuat kebajikan.
Dan hendaknya kamu lebih
baik dan lebih banyak
berbuat kebajikan kepada
keluargamu dibanding pada selain bulan
Ramadhan. Rasulullah
shallallahu 'alaihi
wasallam adalah orang
yang paring dermawan,
dan beliau lebih dermawan ketika bulan
Ramadhan. 18. Ucapkanlah bismillah
ketika kamu berbuka
seraya berdo'a :"Ya Allah,
karena-Mu aku berpuasa,
dan atas rezki-Mu aku
berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku,
sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui "(44) (Lihat
Mulhaq (bonus) Majalah Al
WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390
H.hlm.38-40.) 19. Memperbanyak
melakukan berbagai
macam ibadah.
Jibril'alaihis salam
senantiasa membacakan
Al-Qur'anul Karim untuk beliau pada bulan
Ramadhan; beliau juga
memperbanyak sedekah,
kebajikan, membaca Al-
Qur'anul Karim, shalat,
dzikir, i'tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan
beberapa macam ibadah
pada bulan Ramadhan, hal
yang tidak beliau lakukan
pada bulan-bulan lain. 20. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menyegerakan
berbuka dan
menganjurkan demikian,
beliau makan sahur dan
mengakhirkannya, serta menganjurkan dan
memberi semangat orang
lain untuk melakukan hal
yang sama. Beliau
menghimbau agar
berbuka dengan kurma, jika tidak
mendapatkannya maka
dengan air. 21. Nabi'shallallahu 'alaihi
wasallam melarang orang
yang berpuasa dari ucapan
keji dan caci-maki.
Sebaliknya beliau
memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang
yang mencacinya,
"Sesungguhnya aku
sedang puasa." 22. Jika beliau melakukan
perjalanan di bulan
Ramadhan, terkadang
beliau meneruskan
puasanya dan terkadang
pula berbuka. Dan membiarkan para
sahabatnya memilih
antara berbuka atau puasa
ketika dalam perjalanan.
Beliau shallallahu 'alaihi
wasallam pernah mendapatkan fajar dalam
keadaan junub sehabis
menggauli isterinya maka
beliau segera mandi
setelah terbit fajar dan
tetap berpuasa. 23. Termasuk petunjuk Nabi
shallallahu 'alaihi
wasallam adalah
membebaskan dari qadha'
puasa bagi orang yang
makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya
Allahlah yang
memberinya makan dan
minum. 24. Dan dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa beliau
bersiwak dalam keadaan
puasa. Imam Ahmad
meriwayatkan
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menuangkan air
di atas kepalanya dalam
keadaan puasa. Beliau juga
melakukan istinsyaq
(menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur
dalam keadaan puasa.
Tetapi beliau melarang
orang berpuasa
melakukan istinsyaq
secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma'ad fi Hadyi
Khairil 'Ibaad, I/320-338 ) 25. Puasa yang disyari'atkan
adalah puasanya anggota
badan dari dosa-dosa, dan
puasanya perut dari
makan dan mimum.
Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan
merusak puasa, demikian
pula halnya dengan dosa-
dosa, ia memangkas
pahala puasa dan merusak
buahnya, sehingga memposisikannya pada
kedudukan orang yang
tidak berpuasa. 26. Karena itu, orang yang
benar-benar berpuasa
adalah orang yang puasa
segenap anggota
badannya dari melakukan
dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta,
kekejian dan mengada-
ada; perutnya berpuasa
dari makan dan minum;
kemaluannya berpuasa
dari bersenggama. 27. Bila berbicara, ia tidak
berbicara dengan sesuatu
yang menodai puasanya,
bila melakukan suatu
pekerjaan ia tidak
melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan
yang keluar darinya selalu
bermanfaat dan baik,
demikian pula dengan
amal perbuatannya. Ia
laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh
orang yang bergaul
dengan pembawa minyak
tersebut. Itulah metafor
(perumpamaan) bergaul
dengan orang yang berpuasa, ia akan
mengambil manfaat dari
bergaul dengannya, aman
dari kepalsuan, dusta,
kejahatan dan
kezhaliman. 28. Dalam hadits riwayat
Imam Ahmad disebutkan :
"Dan sesungguhnya ban
(mulut) orang puasa itu
lebih harum di sisi AIlah
daripada aroma minyak kesturi. "(HR. At-Tirmidzi
dan ia berkata, hadits
hasan shahih gharib). 29. Inilah puasa yang
disyari'atkan. Tidak
sekedar nahan diri dari
makan dan minum. Dalam
sebuah menahan diri dari
makan dan minum". Dalam hadits shahih disebutkan :
"Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan
dan perbuatan dusta serta
kedunguan maka Allah
tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan
minum .(HR. Al-Bukhari,
Ahmad dan lainnya) 30. Dalam hadits lain
dikatakan : Betapa banyak
orang puasa, bagian dari
puasanya (hanya) lapar
dan dahaga. " (HR. Ahmad,
hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits
ini.)

sumber http://
korananakindonesia.wordpress.com/2010/08/09/30-
kesempurnaan-dalam-puasa-
ramdhan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar